Input your search keywords and press Enter.

TAMING SARI DISIMPAN DI ISTANA NEGERI PERAK

Inilah hikayat tanah melayu. Di negeri Malaka hiduplah seorang Laksamana, bernama Laksamana Hang Tuah. Seorang pelaut ulung, pendekar pilih tanding, petarung tak berbanding,  Laksamana raja di laut, Hulubalang Kesultanan Malaka. Suatu ketika sultan Malaka bersama handai taulan dan karib kerabat istana datang ke Majapahit hendak meminang putri sang Prabu. Diantara khalayak ramai hadirlah seorang petualang Majapahit dan petarung ulung sakti bernama Taming Sari memohon izin sang Prabu, untuk bertarung melawan hulubalang Malaka.

Hang Tuah turun ke gelanggang bertarung melawan Taming Sari, dua petarung ulung unjuk kesaktian, tak terkira sengitnya pertarungan, tak terkirakan siapa yang kan Berjaya, keduanya sama sama ada kesaktian dan ketangguhan. Namun pertarungan haruslah usai, Taming Sari gugur di tangan Hang Tuah. Sang Prabu menghadiahkan Keris milik Taming Sari Kepada Hang Tuah, hulu balang Kesultanan Malaka. Keris Taming sari pun berpindah tangan, namanya bersanding dengan nama Hang Tuah. Keris sakti ditangan Laksamana sakti, sepadu sepadan, mengawal Malaka kepada kejayaan dan kemasyuran.

Manakala ada Intrik politik di istana, Keris Taming Sari jatuh ke tangan Hang Jebat, Hang Tuah tersingkir dari Istana, dijatuhi hukuman mati namun tak pernah di eksekusi. Lain hari, Dia kembali ke istana sebagai pahlawan, bertarung melawan Hang Jebat, sahabat karib nya sendiri, sebahagian orang berkata bahwa Hang Jebat adalah saudara kepada Hang Tuah. Dalam pertarungan itu Hang Tuah berhasil merampas kembali Keris Taming Sari dari Hang Jebat dan telah menikam dan membunuhnya. Seperti kata pepatah, setiap masa ada orang nya dan setiap orang ada masanya.

Sultan dan sebahagian besar kerabat istana hijrah ke Kampar (Riau) di Sumatera, Keris Taming Sari dibawa serta. Di Sumatera, baginda Sultan menganugerahkan Keris Taming Sari kepada putra-nya, Raja Mudzaffar, yang kemudian berangkat ke Perak, menjadi Sultan pertama di Kesultanan Perak. Keris Taming Sari menjadi pusaka kebesaran Istana Kesultanan Perak sejak tahun 1528.

Namun demikian, sebahagian orang lagi berkata bahwa, kerana merasa malu telah gagal meminang putri Gunung Ledang. Keris yang kini ada di istana Iskandariah, Keris Taming Sari merupakan keris pusaka Istana, keris kerajaan dan digunakan pada adat kebesaran diraja Perak. Wujudnya kini berubah menjadi begitu mewah dengan lapisan emas pada seluruh sarung dan bilahnya, serta taburan permata pada gagangnya.

Leave a Reply